Kesembuhan yang tertunda

“Anakmu harus cepat di bawa ke dokter …” ucap Zaelani kepada sahabatnya Burhanudin

“Kasihan ,nanti panasnya semakin naik dan bertambah parah sakitnya.”

“Iya aku tahu, tetapi saat ini aku lagi gak ada uang untuk berobat ke dokter ,” balas Burhanudin dengan nada lirih

“Bukankah ditempatmu bekerja ada klinik pengobatan untuk karyawan ? “

“Ada tapi terlalu jauh, belum lagi macet di perjalannannya , kasian anakku “.

“Lebih kasihan lagi bila amakmu tidak cepat di bawa ke dokter, sudah cepat pergi ke klinik terdekat, masalah biaya biar kuatasi . “ berujar keras Zaelani

Akhirnya tanpa pikir panjang , Burhanudin dan istrinya membawa anaknya ke klimik dokter terdekat.

Diagnosa dokter dari hasil lab menyatakan anaknya kemungkinan menderita gejala typus dan harus dilakukan  perawatan yang lebih intensif lagi , dokter menyarankan perawatan rawat inap atau menunggu reaksi obat, karena masih memungkinkan di rawat dirumah , Burhanudin memilih untuk menunggu reaksi obat .

Esok harinya Burhanudin menjumpai sahabatnya Zaelani.

“Gimana kabar anakmu, dah membaik setelah berobat “.

“ Alhamdulillah sudah membaik dan panasnya nya turun , tapi harus benar benar di jaga minum obatnya dan pola makannya. “ ucap Burhanudin .

“Syukur kalau begitu. “ Zaelani menanggapi.

“ Untungnya kamarin cepat di bawa ke dokter,jadi sakitnya terdeteksi lebih awal , coba bila tertunda, mungkin akan lebih parah sakitnya dan mesti dirawat dirumah sakit ,..kalupun nantinya sembuh ,itu namanya kesembuhan yang tertunda .. “ Zaelani menambahkan .

“ Kalau saja perusahaan tempatmu bekerja menunjuk klinik terdekat dilokasi tempat tinggalmu untuk melakukan pengobatan rawat jalan secara gratis ,mungkin akan banyak karyawan yang tidak perlu jauh- jauh ke klinik perusahaan , dan tidak akan menunggu kesembuhannya dengan lambat . “

“ Iya ya…” Sahut Zaelani singkat dan berharap.